Minggu, 15 April 2012

RUMAH MAKAN JADUL DI BANDUNG

Hobby saya setiap weekend adalah mendatangi rumah makan di Bandung yang belum pernah makan di situ sebelumnya, berikut adalah 3 rumah makan yang menurut saya makanannya enak sekali tapi paling "aneh" dan jadul suasana tokonya :

1. Gudeg Kabita
Rumah makan ini ada di jalan Jendral Sudirman. Plang namanya kecil dan harus masuk ke salah rumah kuno kawasan pecinan di jalan itu. Saya diajak makan disitu, karena katanya konon rumah makan ini sangat terkenal di tahun 1970-an. Pertama masuk ke ke rumah itu, saya harus melalui semacam foyer rumah yang seperti 'terowongan' gelap, pengap dan tidak terurus, tetapi begitu masuk ke ruangan lebih dalam, eh... ternyata ada ruang keluarga yang model rumah tahun 80-an lengkap dengan sang nyonya rumah yang ramah, biasa dipanggil si encim. Saya dipersilahkan duduk di meja makan keluarga dan ditawari berbagai macam hidangan khas jogja seperti gudeg nangka, opor ayam, kulit pedas, dll., yang disimpan dalam panci2 besar model jadul. Ruangan dalam rumahnya terawat tapi karena letaknya di dalam dan minim jendela, jadi lucu juga siang-siang harus dinyalakan lampu neon.

Agak males juga menyuapkan makanan itu ke mulut, tapi begitu dikunyah wahhhh..... enak sekali! legit, manis dan gurih. Ayamnya berasal dari ayam kampung super, satu porsi opor ayam sepertinya mengisi piring saya sampai penuh menggunung. Sambil  menikmati makanan, mata saya tak bisa lepas dari suasana ruangan saat itu. Saya seperti 'ditarik' oleh mesin waktu ke suasana ruangan makan keluarga tahun 80-an. Terlihat sedikit suasana kamar tidur sang pemilik rumah karena ruang tidurnya hanya ditutup gorden yang sedikit tersibak, ada TV jadul, kalender artis mandarin, jam dinding jadul, sampai dinding kamar mandi dengan porselen gaya lama.

Satu porsi opor ayam ditambah gudeg, nasi setengah porsi dan kulit pedas memang agak mahal tapi pantes saja emang top banget kualitas masakannya, dan katanya tidak akan basi 3 hari walau tanpa pengawet.

2. Baso Linggarjati
Warung baso ini terletak di jalan Balong Gede. Warungnya di cat warna hijau gaya warung tionghoa jadul. Begitu masuk, berjajar bangku2 kayu sederhana yang memanjang ke arah dalam dengan penerangan yang remang-remang. Saat mie baso kuah datang dan begitu diseruput air kaldunya dan ditelen basonya...mak! enak pisan, gurih dan segar.

Yang agak mengganggu adalah ada si enci separuh baya entah darimana tiba2 meletakan keranjang besar penuh berbagai keripik di depan meja saya, ternyata dia nawarin dagangannya, tapi saya tolak halus. Sepertinya semua pelanggan yang makan di warung baso itu pasti dikerjain si enci ini.

3. Rumah Makan Aning
Rumah makan ini terletak di jalan Aceh. Sepertinya masih baru buka usaha berjualan masakan sunda, karena sebelumnya rumah jadul itu adalah toko mebel 'Tiga Tiga'. Sebetulnya saya makan di sini karena penasaran ingin melihat ke ruangan dalam rumah ini. Waktu saya sekolah SD tahun1970-an, setiap saya lewat rumah ini pagi-pagi jam 7 kurang 15 menit, pasti terlihat adegan si babah tua sedang 'moyan' (berjemur diri) duduk di kursi plastik warna biru, sementara si encim menggenggam bbrp batang hio merah yang dibakar terus diacung-acungkan ke udara dan di tempelkan di dinding samping pintu masuk rumah.

Ternyata begitu masuk ke dalamnya, uh! agak gelap, lembab dan jadul. Dinding langit-langit rumah terlihat terkelupas catnya di sana-sini dan ada beberapa benda dekorasi yang seperti asal pasang. Di salah satu meja, diletakkan macam-macam pepes. Saya memesan 2 potong ayam goreng, nasi, pepes dan tahu-tempe goreng, rasanya memang enak sekali, seperti masakan nenekku. Saya pun kembali memesan ayam bakar untuk dibawa pulang ke rumah satu bakakak kecil, ternyata enak banget tuh ayam bakar, harum asap minyak bawang plus aroma arang bakaran yang menggoda.

Dari ke tiga rumah makan yang aneh itu, ditarik suatu kesimpulan bahwa rumah jadul, elemen tionghoa dan makanan enak.............artinya siap-siap merogoh kocek sekelas cafe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar