Rabu, 26 September 2012

CARA MUDAH MENGHAPAL KONVERSI SATUAN MATEMATIKA

Paling sebal deh kalo lupa mengkonversi satuan dalam pelajaran matematika. Tapi sejak seseorang memberitahu saya tentang  'jembatan keledai'  konversi satuan....gak lupa lagi tuhhh!!!
kuncinya berbunyi :

"KUCING - HITAM - DALAM - MOBIL - DESI - CENTIL - MONDAR MANDIR"    alias/a.k.a
"      km------hm------dam------m------dm--------cm--------mm      "

Kucing-Hitam-Dalam-Mobil-Desi-Centil-Mondar Mandir

Note : loncat naik artinya baca terbalik dari kanan ke kiri loncat turun artinya baca biasa dari kiri ke kanan

1. Satuan Panjang : loncat naik/turun 10
Naik satu (misal hitam - kucing) coret angka 0 satu = 10 hm adalah 1 km
Turun dua (misal dalam-mobil-desi) tambah angka 0 dua = 1 dam adalah 100 dm


2. Satuan Luas : loncat naik/turun100
Naik satu (misal centil - desi) coret angka 0 dua = 100 cm2 adalah 1 dm2
Turun dua (misal desi-centil-mondar mandir) tambah angka 0 empat = 1 dm2 adalah 10.000 mm2


3. Satuan Volume  : loncat naik/turun 1000
Naik satu (misal mobil - dalam) coret angka 0 tiga = 100 m3 adalah 0,1 dam3
Turun dua (misal kucing - hitam - dalam ) tambah angka 0 enam = 1 km3 adalah 1.000.000 dam3
Note : karena volume biasanya juga dihitung dalam satuan liter (l) maka patokannya :
1 dm3 = 1liter  dan  1 mm3 = 1ml = 1cc (sesuaikan saja satuannya dalam liter)

Sejauh ini saya baik2 aja dengan pelajaran matematika ini, jika ada yang lebih ekspert dalam ilmu ini silahkan menambahkan atau mengkoreksi, monggooooo.......


Selasa, 25 September 2012

BACKPACKER KE CANDI PRAMBANAN & KERATON JOGJA

Mencoba wisata hanya dengan sebuah tas ransel bak kaum backpecker ternyata praktis juga. Biasanya saya suka riweuh dengan urusan packing pakaian, nginep di luar kota semalam saja harus membawa koper kayak TKW mudik dari arab. Pakaian digulung bawa seperlunya, make up basic saja, toileteirs cuma sikat gigi & odol kecil....just go!....

Pesan tiket Lion Air via ATM, check in di Bandara Husein, boarding dan 1 jam kemudian sudah sampai di kota Yogyakarta. Saya dapat penginapan di daerah Ambarukkmo dekat Plaza Ambarrukmo jalan Adi Sucipto. Sampai di penginapan, makan siang lalu saya surfing internet daerah wisata apa yang paling dekat dengan penginapan saya itu. Ternyata pilihan jatuh kepada candi Prambanan yang jauhnya 17 km dari pusat kota. Saya berjalan ke shelter Trans Jogja di depan Hotel Royal Ambarrukmo, membayar kartu masuk Rp 3000, kemudian menunggu bus datang.

Setengah jam saya menunggu, kemudian bus 1B datang dan saya naik sampai shelter pergantian ke bus 1A tujuan Prambanan. Lumayan jauh juga, apalagi saya berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, agak pegel juga kaki. Sempet lewat ke Candi kalasan, saya kaget tiba2 ada bangunan batu berwarna hitam yang menyembul dari balik bangunan di sisi jalan. Sampai di shelter Prambanan, saya turun dan ditawarin becak, naiklah saya dengan membayar Rp 15.000.

Di loket masuk, ternyata banyak loket masuk ke candi2 lainnya, jadi baca baik2 yang mana yang masuk ke kompleks candi Prambanan. Saya membayar Rp 30.000, berjalan melewati taman yang luas dan hari itu panas sekali sampai nyut2an kepala, untung ada ibu2 penyewa payung Rp 5000 saja. Sebelum melewati pos masuk, saya dipakaikan kain batik di bagian perut sebagai syarat kunjungan. Begitu melihat candi Prambanan, saya terpukau dengan bangunan batu yang megah menjulang...hmmm nenek moyangku ternyata keren juga bisa membuat bangunan semegah ini.

Pelataran candi Prambanan yang luas
Relief candi Prambanan
Bagian candi yang runtuh
Candi Prambanan dari arah pintu keluar
Candi Prambanan setinggi 47 m



Candi Prambanan atau disebut juga candi Roro Jonggrang adalah candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke 10 masehi. Saya melonggok ke bagian dalam, ternyata terdapat ruangan kosong yang gelap. Bangunan candi yang paling besar dipagari pagar besi, jadi pengunjung tidak dapat naik ke dalamnya.

Setelah puas berkeliling, sayapun menuju pintu keluar yang ala mak jauh juga. Melewati Taman Rusa dan Burung Kasuari, kemudian menembus pasar barang kerajinan dan oleh-oleh dan barulah saya menemukan si mas becak yang saya 'sandera' untuk mengantar balik saya ke shelter bus. Rute bus ke arah ambarrukmo tidak usah berganti bus, hanya menumpang bus 1A saja. Sore harinya, saya mencoba makan malam lesehan di malioboro, saya memakai bus 1A yang sama dengan arah pulang tadi siang, dan bus ini melewati kawasan malioboro. Ternyata makan lesehan itu mahal juga, harusnya backpacker seperti saya mencoba makan nasi kucing hehehe....

Saya perhatikan barang2 untuk oleh2 di malioboro kok nawarinnya lebih mahal dibandingkan dengan pasar di prambanan, sepertinya kalo tidak pintar menawar dikasih harga turis ya mangut2 saja. Karena kemalaman, saya naik taksi ke penginapan Rp 30.000,  jika memakai bus wuihhh katanya bisa sampai 1,5 jam kemudian karena keliling dulu ke bandara Adi Sucipto. 

Besok harinya, saya ke Keraton Jogja di ujung jalan malioboro. Dari ujung jalan itu, harus melewati sebuah lapangan ( lapangan lor) yang cukup luas baru sampai ke pintu masuk keraton. Berhubung saya cuma sendirian, jadi tidak dikasih guide so saya ikut rombongan bule2 saja.

Gerbang masuk Keraton Jogja
Sebuah bangsal di keraton
Ikut rombongan bule
Pertunjukan musik gamelan


Setelah berkeliling sebentar di keraton, saya lihat ada beberapa pantangan seperti tidak boleh menginjak salah satu jalur berlantai, jadi hanya menginjak pasir, atau ada ruangan tertentu yang tidak boleh dimasuki, ada juga barang tertentu yang tidak boleh difoto walau sudah diberi 'kartu memphoto' berwarna hijau Rp 1000 berbarengan tanda masuk sebesar Rp 5000. Setelah puas berkeliling saya melanjutkan ke Taman Pintar di daerah yang tidak jauh dari keraton. Saya naik becak Rp 10.000 dan sampai di tiket box masuk Rp 15.000. Tapi setelah sampai di dalam dan berjalan terus sampai menemukan pintu keluar wahana, saya merasa tempat ini cocoknya untuk pelajar sekolah bukan backpacker seperti saya.