Selasa, 24 April 2012

BUKU RESEP KUE JADUL

Nemu lagi buku kecil resep masakan dari Blue Band tahun 1975. Dulu buku ini selalu bikin 'ngacay' kalo sedang bulan puasa pas siang hari bolong. Cekidot gambar jadulnya :


Buku itu harganya Rp 50 mungkin sekarang sekitar Rp 50.000-an.....Kita bisa melihat hadiah bagi pengirim sayembara Blue Band dari Unilever yaitu :

Sebuah almari es merk Philips Rp 100.000, gas cooker Sanyo Rp 35.000, blender merk National Rp 23.000, rice cooker National Rp 15.000, mixer pembuat kue merk GE Rp 19.000 dan kompor minyak tanah satu sumbu merk Toyoset Rp 12.500......Hahahaha murceu-murceu kaleeee!

Resep-resep di buku itu masih relevan kok kalo dicoba sekarang. Ada resep bluder tape, black forest, house wife english cake, tulband, rainbow cake, speculaas, sultana, kue kering selang-seling, chocolate brownie, kue jahe, soes, boterham pudding, apple pie, cake kelapa muda, slagroom dan cream moca. I love this book!!!

Senin, 23 April 2012

CERITA TENTANG PASAR BARU BANDUNG

Saya sedang asik-asiknya membaca sebuah buku istimewa 'Semerbak Bunga di Bandung Raya' karangan si kuncen Bandung Bpk (Alm) Haryoto Kunto. Keren sekali buku itu....jempols deh. Berikut cerita tentang Pasar Baru yang saya ringkas dari buku tersebut :

Pada tanggal 25 Mei 1810, ibukota Bandung pindah dari Dayeuh Kolot ke tepi Barat Cikapundung (Alun-Alun). Pasar pertama di Bandung adalah pasar Ciguriang yang dibangun tahun 1812 terletak di kampung Ciguriang (belakang Kepatihan). Kemudian pasar tersebut musnah terbakar pada saat peristiwa kerusuhan "Huru Hara Munada" yang terjadi pada masa pemerintahan Bupati R.A Wiranatakusumah III sekitar tahun 1829-1846. Para pedagang yang 'keluyuran' karena tidak punya pasar, kemudian mangkal di sekitar Pecinan dan membentuk pusat perdagangan baru yang diberi nama  'Pasar Baru'.

Pedagang itu berkumpul sepanjang jalan Oto Iskandardinata (mulai Suniaraja sampai Tegalega). Mereka kemudian membuka toko/warung kecil, sebagian ada yang membuka lapak di pinggir jalan, bahkan ada juga yang masih menjual dagangannya dengan membawa pikulan. Jenis barang dagangan masih berupa peralatan rumah tangga sederhana seperti : ayakan bambu, tolombong, keranjang, sapu, tikar, batu asahan, payung, keset, sangkar burung, kain, dll. Ada juga keperluan wanita yaitu kosmetik tempo doeloe seperti kaca, pupur, harnet, peniti, jarum, minyak wangi, benang, dll. Untuk keperluan pria biasanya berupa tembakau dan rokok daun kawung. Para pedagang itu ada yang dari orang asli Bandung tapi ada yang berasal dari daerah lain misalnya dari Talun (Majalaya), Cianjur, Bawean, Cirebon, Betawi, Tasikmalaya dan pedagang asal wilayah lainnya di Pulau Jawa.

Buku tentang Bandung karangan Haryoto Kunto  (cetakan I, April 1986)
Khusus untuk pedagang kain batik mereka berasal dari Jawa Tengah. Asalnya mereka hanya bekerja sebagai pedagang mandoran atau calo yang mengambil keuntungan dari 'komisi' ambil barang yang diberikan oleh produsen kain batik di Solo, Yogya, Pekalongan, Gresik, Banyumas dan Lasem. Tapi seiring waktu, para mandoran ini berkembang sendiri menjadi pedagang kain grosiran yang sanggup melayani para pedagang eceran di Alun-Alun Bandung bahkan sampai memasok pedagang eceran di kota Lembang, Subang, Cianjur, Soreang, Sumedang dan Cicalengka. Maka mulailah daerah Pasar Baru itu terkenal sebagai pusat grosir perdagangan kain di Bandung.

Para pedagang batik itu asal-muasalnya ditenggarai sebagai prajurit2 Pangeran Dipenogoro yang terdesak mengungsi ke Priangan. Setelah sekian waktu, para mandoran ini berbaur dengan penduduk asli Bandung dan dari merekalah cikal bakal yang menurunkan keluarga pedagang yang bermukim di seputar Pasar Baru. Disebutkan di buku itu, ada 4 orang yang menjadi cikal bakal keturunan 'orang pasar' yaitu H. Kadar, H.Durasid, Ende Rapi'ah dan H. Saleh Katam. Dikemudian hari, dari merekalah lahir kaum saudagar Bandung yang sukses di bidangnya seperti H. Pahruroji, M. Masduki, H. Sarip, H. Idris, H. Umar, H. Ayub, H. Pagieh, H. Achsan, H.M. Bukri. Ada juga saudagar keturunan Palembang seperti KM.Thamim, K.H. Anang Thayib dan K. Abdul Syukur. Saudagar lainnya adalah H. Ali yang anak kerabatnya membeli tanah di Kebon Kawung seperti H. Iskat, H. Akbar, dan H. Mohamad Mesrie. Banyak dari orang pasar itu namanya dibuat menjadi nama-nama jalan di Bandung hingga kini. Ada foto di buku itu yang memperlihatkan kumpulan para pemuka saudagar Pasar Baru yang sedang 'seba' alias setor muka menghadap ke dalem/ Bupati Bandung, dimana bukan hanya saudagar pribumi tapi juga ada saudagar dari Turki dan Arab.

Saudagar Bandung lainnya yang tercatat adalah H. Sape'i pedagang tembakau di jalan Dulatip dan H.Iyas pedagang telor asin di jalan Banceuy. Ada juga saudagar delman dari Betawi yaitu Bang Naripan, dan pengusaha tionghoa yang sukses pada jamannya yaitu tukang kayu & mebel Babah Tamblong, Babah Uyong pemilik warung di Alun-Alun, Babah Eng Coan seorang pedagang di Pasar Baru dan Babah Kuya yang menjual jamu2an di jalan Belakang Pasar hingga sekarang. Sampai tahun 1920-an pedagang Pasar Baru menemui masa keemasan. Untuk menjamin kestabilan harga, pemerintah Belanda pada saat itu mendirikan 'Jawatan Pengendali Harga' yang mengharuskan setiap pedagang menempelkan label harga pada barang jualannya, jika tidak maka akan di-bute alias di denda. Pada tahun 1932 terjadilah 'maleise' yaitu inflasi sedunia sehingga harga uang jatuh. Masa sulit itu menurunkan daya beli masyarakat sehingga kejayaan Pasar Baru meredup.

Saya belum menemukan keterangan tentang Pasar Baru pada saat jaman Jepang (1942-1945) sampai jaman perjuangan kemerdekaan. Tapi saya coba mengingat-ingat tahun 1970-an, pasar ini ramai sekali tapi kumuh. Biasanya Ibu membawa saya ke Basement karena di sana banyak pedagang sayur dan daging segar yang berjajar diterangi banyak lampu karena gedungnya gelap dan kotor. Sejak tahun 2003 Pasar Baru disulap menjadi pasar modern dengan bangunan bertingkat dan dilengkapi dengan lift & elevator. Entah mengapa setiap belanja di Pasar Baru yang sekarang, rasanya sama saja dengan berbelanja di mall atau supermarket, roh pasar tradisionalnya telah hilang. Bahkan sekarang ketika dibuka rute penerbangan murah ke Bandung, banyak pembeli datang dari Malaysia, Singapore, India dan Arab yang kadang memborong barang2 di sana untuk dijual kembali di negaranya. Apakah ini tanda Pasar Baru mengalami jaman keemasannya lagi?.....Wallahu'alam.







Minggu, 22 April 2012

MAKANAN MEXICO

Sejak ditayangkannya telenovela dari Mexico dan negara2 Amerika Latin seperti Brazil, Venezuela, Peru, Colombia dan Argentina, saya seperti terkena magnet untuk terus menonton aktor dan artis amerika latin yang ganteng & cantik itu. Pengaruh lainnya adalah ingin mengenal dan mencicipi cita rasa kuliner dari kebudayaan latinos tersebut. Berikut adalah beberapa makanan yang sempat saya cicipi :

1. Nachos
Makanan ini biasa ada di snack corner bioskop 21, sambil menunggu pintu studio dibuka, saya pesan saja nachos yang terdiri dari keripik jagung diberi topping keju cream, lelehan keju mozarella, keju parut dan manisan cabe hijau jalapenos....ehmm enak!

2. Churros
Snack manis seperti kue kering berbentuk stick batang bergerigi yang diberi isi di dalamnya. Terbuat dari dough gandum yang digoreng, isinya bermacam-macam dari mulai selai buah, keju, vanilla, coklat, susu, kopi, lemon cream, dll. sampai bingung memilihnya. Kadang ada juga churros yang tanpa isi tapi cara makannya dicelupkan ke saus coklat atau ditaburi bubuk gula. Saya tahu cemilan ini dari acaranya si Samantha Brown sang traveler TLC yang sedang meliput traveling ke mexico. Buat saya kue churros itu terlalu manis, sehingga satu buah kue saja membuat ingin minum terus. Saya menemukan churros ini tak sengaja di sebuah cafe di lantai dasar BIP.

3. Tacos
Makanan yang terbuat dari corn tortillas berwarna kuning yang dipanggang sebentar kemudian dilipat 2 bagian dan ditengahnya diisi sayuran selada, tomat, daging cincang, saus salsa, mayonaise dan parutan keju. Banyak juga sekarang yang menjajakan tacos di  roda pinggir jalan atau dijual di stand sebuah bazzar.

Campuran fajitas, tostadas dan burritos di Amigos Pasteur

4.Burritos
Makanan ini ukurannya lebih besar dibanding tacos. Kulitnya terbuat dari wheat tortillas berwarna putih yang di panggang kemudian tengahnya diisi daging cincang, bawang bombay, tomat, paprika dan digulung persis seperti kebab turki. Satu porsi burrito setara dengan 2 atau 3 buah tacos. Pertama mencicipi burritos ketika saya menemukannya di sebuah roda yang 'eye catching' di pinggir jalan daerah Antapani. Lengkap juga jualan si mang ini, selain burrito ada juga tacos, nachos dan fajitas, hanya sayang semuanya memakai saus cabe pedas sehingga terlalu pedas untuk anak kecil.

5. Fajitas
Makanan ini mirip isi burrito tapi ukurannya sedang. Biasanya isi dagingnya dipisahkan dalam sebuah piring, baru kemudian diisikan sendiri ke tortillas dan dicocolkan ke saus salsa atau saus alpukat (guacamole). Sebenarnya fajitas lebih fokus ke hidangan dagingnya bukan kulit pembungkusnya. Untuk lidah orang Indonesia mungkin adanya daun cilantro di saus salsa akan membuat rasa yang khas dan agak sengak.

6. Main Course makanan Mexico
Saya lupa lagi nama menunya, tapi yang saya ingat porsinya besar sekali. Satu piring terdiri dari daging semur manis pedas, suwir ayam tomat, sejenis nasi goreng, kacang merah (kacang pinto) berbumbu manis gurih dan salad tomat - alpukat. Rasanya cukup familiar untuk lidah orang Indonesia, segar-segar pedas berbumbu rempah daun. Saya mencicipi makanan ini di salah satu rumah makan Mexico di Kuta Bali, tempatnya agak tersembunyi, masuk ke gang kecil kurang lebih 200 m dari jalan utama Pantai Kuta.

7. Tostadas
Seperti taco, tetapi corn tortillanya  tidak dilipat. Daging, pasta kacang merah, salada, tomat ditata di atas tortilla kemudian ditaburi dengan keju parut yang banyak dan diberi garnish paprika atau jamur.

8. Enchiladas
Seperti burritos tapi setelah dibungkus wheat tortillas kemudian dipanggang lagi dengan saus salsa atau saus tomat.
Menu di restoran Mexico

9. Pinacolada
Sejenis minuman segar yang terbuat dari juice nanas yang di-mix dengan santan segar, gula, sedikit air jeruk dan beberapa kubus kecil es batu. Biasanya disajikan dalam gelas yang diberi garnish buah nanas segar.

 
10. Margarita
Minuman berwarna kuning yang dibuat dari campuran sari tumbuhan blue agave (tequila) dengan jeruk lemon, gula dan es yang diserut. Saya memesan yang virgin margarita (margarita tanpa alkohol) di sebuah rumah makan mexico di ujung jalan Pasteur. Dalam penyajian, bibir gelasnya dilumuri dengan garam. Saya sempat merasa 'keasinan' dengan garam itu dan menurut lidah saya, minuman ini rasanya mirip dengan air manisan buah pala.


Virgin Margarita



Jumat, 20 April 2012

CAFE & TOKO KUE KHAS BELANDA


Iseng-iseng ke PVJ sendirian, dan kemudian terdampar di sebuah cafe yang ada bunga-bunga tulip dari plastik. Ternyata cafe itu adalah sebuah resto yang mengkhususkan diri pada menu masakan belanda. Saya pun duduk, dan disodori menu. Di situ tertulis berbagai menu seperti aneka kue snack belanda seperti fried waffel, kroket, bitterballen, makaroni schotel, dan sebangsanya. Ada juga menu pasta, juice, dan menu lokal seperti nasi goreng dan mie baso.

steak gindara fish
Selain menu tersebut, ada juga berbagai jenis steak dan yang saya pesan waktu itu adalah fish gindara steak  plus teh manis. Fillet fish nya kecil, kurang lebih 2/3 kepalan tangan, rasanya dibuat plain seperti kebanyakan masakan eropa lalu diberi sauce lemon asam dan parutan wortel. Untuk cocolannya, disajikan potongan dadu kecil berbagai buah2an seperti apel, nanas, kiwi, tomat yang diberi perasan jeruk lemon dan sedikit bubuk kayu manis. Terakhir smashed potatoes yang di-scoop seperti es cream dan di dalamnya ada sedikit buah2an kering (sukade). Saya sempat membayangkan sebelumnya pasti smashed potatoesnya berasa super keju & susu, ternyata plain banget. Tapi karena saya memang sedang lapar, ya habis juga...thanks God ;P.....sayang saya tidak sempat mencoba kue-kue snacknya.

Makanan belanda beberapa kali membuat saya kecele, seperti waktu saya mendapat oleh-oleh keju dari belanda. Karena bentuknya lucu seperti wadah korek api, saya makan saja seperti snack, memang enak dan gurih tapi sudahnya kok mual dan jackpot berkali-kali *udik banget.......seminggu saya mabok keju, selidik punya selidik eh, ternyata itu keju edam mentah! Pernah juga saya mencoba apple pie manis buatan orang belanda asli, dari resep nenek moyangnya langsung,  ternyata wah gile!....sengak dan kemanisan. Lidahku tak tahan.


Saya jadi teringat kembali rasa yang sama ketika mencoba kue-kue Belanda jadul di sebuah toko kue jalan Braga yang tempatnya jadul ampun-ampunan....bikin merinding tapi magnetis.....kursi besi a.k.a kursinya para Priangan Planters jaman Bandoeng Vooruit, mesin kasir jumbo dan radio jadul, langit2 ruangan yang gelap dan radarku menangkap ada sesuatu yg sedang 'starring at me' hiiyyyy!!......terbayang kue-kue kering di toples2 tebal nan buram itu pada sengak dengan rempah-rempah kayu manis, kismis, kenari, jahe, cengkeh dan lagi-lagi sukade!!!.... tapi kue basahnya seperti bolu oenbekoek dan kue jahenya emang poll deh rasanya termasuk rotinya yang tanpa pengawet itu. Kemudian saya coba es cream-nya yang resep asli jaman belanda itu looohhh! tapi kok rasanya seperti...... #%&&*$@%$!!! plus beberapa lembar rambut manusia dan cocktail buah yang lembek2 gimana gitu.......oh tidaaakkkks!!!

Tapi bagaimanapun juga, saya salut deh sama owner nya si toko kue ini. Buat memulai lagi usaha kue di gedung tua yang berdiri sedjak 1929 nan serem itu butuh nyali besar, belum lagi ratusan resep yang musti diuji coba lagi di dapur *bukan dapur femina......saya sempat melongok ke bagian 'dalam' toko, ih peralatan masaknya kayak oven dan loyangnya gede-gede banget dan antik. Kok jadi inget peralatan Pabrik Kina di jalan Cicendo itu ya......*gak nyambung.










Kamis, 19 April 2012

FOTO JADUL 2


Photo no.1 adalah di Sungai Cikapundung daerah jalan Babakan Ciamis tahun 1951
Photo no.2 adalah di Gang Kebon Sirih Jalan Aceh 1951
Photo no.3 adalah di sebuah Mess Singaraja Bali tahun 1958
Photo no.4 adalah di Kantor Pos PTT tahun 1937
Photo no.5 adalah di halaman Kehutanan Lembang tahun 1942
Photo no.6 adalah di Studio Photo Bandung, foto empat bersaudara tahun 1938
Photo no.7 adalah di sebuah rumah di Tarogong Garut tahun 1935
Photo no.8 adalah di Jalan Raya Tarogong Garut tahun 1935
Photo no.9 adalah di Gedung PNKA jalan Merdeka tahun 1967
Photo no.10 adalah di Tangkuban Parahu tahun 1938
Photo no.11 adalah di Maribaya tahun 1938

Rabu, 18 April 2012

FOTO JADUL 1

Ini adalah photo lama yang diperlihatkan ibuku dari 'gudang' koleksinya. Menurutku keren juga kehidupan jaman tahun-tahun tersebut. Untuk selanjutnya mari kita cekidot .......




Photo no.1 adalah  di sebuah rumah di Kebon Kalapa Bandung tahun 1935
Photo no.2 adalah  di sebuah rumah di jalan Jambatan Opat, Kiaracondong Bandung tahun 1958
Photo no.3 adalah di Situ Bagendit tahun 1938
Photo no.4 adalah di jalan Dipati Ukur seberang kampus UNPAD acara Ospek tahun 1959
Photo no.5 adalah  di Situ Cileunca Pangalengan tahun 1958
Photo no.6 adalah  di kawah Tangkuban Parahu tahun 1938
Photo no.7 adalah  di kantor Kejaksaan jalan Martadinata Bandung tahun 1960
Photo no.8 adalah  di Maribaya  tahun 1938
Photo no.9 adalah di Rumah Sada Pasir seberang RS Advent, Bandung tahun 1959
Photo no.10 adalah di Taman Maluku Bandung tahun 1960


Minggu, 15 April 2012

RUMAH MAKAN JADUL DI BANDUNG

Hobby saya setiap weekend adalah mendatangi rumah makan di Bandung yang belum pernah makan di situ sebelumnya, berikut adalah 3 rumah makan yang menurut saya makanannya enak sekali tapi paling "aneh" dan jadul suasana tokonya :

1. Gudeg Kabita
Rumah makan ini ada di jalan Jendral Sudirman. Plang namanya kecil dan harus masuk ke salah rumah kuno kawasan pecinan di jalan itu. Saya diajak makan disitu, karena katanya konon rumah makan ini sangat terkenal di tahun 1970-an. Pertama masuk ke ke rumah itu, saya harus melalui semacam foyer rumah yang seperti 'terowongan' gelap, pengap dan tidak terurus, tetapi begitu masuk ke ruangan lebih dalam, eh... ternyata ada ruang keluarga yang model rumah tahun 80-an lengkap dengan sang nyonya rumah yang ramah, biasa dipanggil si encim. Saya dipersilahkan duduk di meja makan keluarga dan ditawari berbagai macam hidangan khas jogja seperti gudeg nangka, opor ayam, kulit pedas, dll., yang disimpan dalam panci2 besar model jadul. Ruangan dalam rumahnya terawat tapi karena letaknya di dalam dan minim jendela, jadi lucu juga siang-siang harus dinyalakan lampu neon.

Agak males juga menyuapkan makanan itu ke mulut, tapi begitu dikunyah wahhhh..... enak sekali! legit, manis dan gurih. Ayamnya berasal dari ayam kampung super, satu porsi opor ayam sepertinya mengisi piring saya sampai penuh menggunung. Sambil  menikmati makanan, mata saya tak bisa lepas dari suasana ruangan saat itu. Saya seperti 'ditarik' oleh mesin waktu ke suasana ruangan makan keluarga tahun 80-an. Terlihat sedikit suasana kamar tidur sang pemilik rumah karena ruang tidurnya hanya ditutup gorden yang sedikit tersibak, ada TV jadul, kalender artis mandarin, jam dinding jadul, sampai dinding kamar mandi dengan porselen gaya lama.

Satu porsi opor ayam ditambah gudeg, nasi setengah porsi dan kulit pedas memang agak mahal tapi pantes saja emang top banget kualitas masakannya, dan katanya tidak akan basi 3 hari walau tanpa pengawet.

2. Baso Linggarjati
Warung baso ini terletak di jalan Balong Gede. Warungnya di cat warna hijau gaya warung tionghoa jadul. Begitu masuk, berjajar bangku2 kayu sederhana yang memanjang ke arah dalam dengan penerangan yang remang-remang. Saat mie baso kuah datang dan begitu diseruput air kaldunya dan ditelen basonya...mak! enak pisan, gurih dan segar.

Yang agak mengganggu adalah ada si enci separuh baya entah darimana tiba2 meletakan keranjang besar penuh berbagai keripik di depan meja saya, ternyata dia nawarin dagangannya, tapi saya tolak halus. Sepertinya semua pelanggan yang makan di warung baso itu pasti dikerjain si enci ini.

3. Rumah Makan Aning
Rumah makan ini terletak di jalan Aceh. Sepertinya masih baru buka usaha berjualan masakan sunda, karena sebelumnya rumah jadul itu adalah toko mebel 'Tiga Tiga'. Sebetulnya saya makan di sini karena penasaran ingin melihat ke ruangan dalam rumah ini. Waktu saya sekolah SD tahun1970-an, setiap saya lewat rumah ini pagi-pagi jam 7 kurang 15 menit, pasti terlihat adegan si babah tua sedang 'moyan' (berjemur diri) duduk di kursi plastik warna biru, sementara si encim menggenggam bbrp batang hio merah yang dibakar terus diacung-acungkan ke udara dan di tempelkan di dinding samping pintu masuk rumah.

Ternyata begitu masuk ke dalamnya, uh! agak gelap, lembab dan jadul. Dinding langit-langit rumah terlihat terkelupas catnya di sana-sini dan ada beberapa benda dekorasi yang seperti asal pasang. Di salah satu meja, diletakkan macam-macam pepes. Saya memesan 2 potong ayam goreng, nasi, pepes dan tahu-tempe goreng, rasanya memang enak sekali, seperti masakan nenekku. Saya pun kembali memesan ayam bakar untuk dibawa pulang ke rumah satu bakakak kecil, ternyata enak banget tuh ayam bakar, harum asap minyak bawang plus aroma arang bakaran yang menggoda.

Dari ke tiga rumah makan yang aneh itu, ditarik suatu kesimpulan bahwa rumah jadul, elemen tionghoa dan makanan enak.............artinya siap-siap merogoh kocek sekelas cafe.

Jumat, 13 April 2012

CARA MEMPERBAIKI FOTO JADUL DENGAN PHOTOSHOP

Punya foto jadul yang sudah rusak dan ingin memperbaikinya? cobalah mengakalinya sendiri di rumah dengan software photoshop. Berikut step by step :


  1. Buka program photoshop di komputer PC
  2. Buka File-Import-source: jenis printer (yang kita pakai untuk proses scanner)
  3. Persiapkan printer plus scanner ,colokan kabel power dan kabel data
  4. Susun foto yang akan di scan dengan posisi vertikal
  5. Lakukan proses scan
  6. Setelah data masuk ke photoshop kita akan melihat foto sudah ada di layar photoshop
  7. Buka File-New-buat layer putih, preset : default photo size atau ukuran lain yang kita inginkan
  8. Drag foto import ke layar new dengan tombol move
  9. Perhatikan keadaan foto import yang rusak itu bagaimana kondisinya
  10. Jika bagian foto yang hilang karena jamur, pakailah tombol stamp di tool box sebelah kiri layar, caranya tekan alt + klik di daerah yang masih bagus kondisinya (proses pengambilan sample) kemudian klik di bagian yang rusak (proses pengisian sampel), ukuran brush diatur dengan menekan [ membesarkan brush atau ] mengecilkan brush. Kerjakan proses ini berulang-ulang sampai bagian yang hilang tertutup oleh hasil stamp tersebut.
  11. Jika foto berbintik2 putih coba kurangi dengan Filter-Noise-Reduce Noise
  12. Jika warna baju orang yang ada dalam foto ingin terlihat lebih "bersih" coba klik tombol dodge (lihat tool box di kiri layar cari gbr lolipop), gosok2an brush ke baju sampai hilang warna kuning atau coklatnya. Tapi jika baju berwarna gelap tapi kusam ingin lebih gelap tapi tajam, klik tombol burn (gbr tangan), sapukan brush di baju yang ingin di gelapkan warnanya.
  13. Jika sudah selesai memperbaiki foto, simpan hasilnya dalam bentuk .psd jika masih menginginkan layer tersimpan dan bisa diedit lagi di photoshop, tetapi jika sudah tidak akan ada perubahan lagi, simpanlah dalam bentuk .jpg supaya foto hasil perbaikan bisa segera dicetak