Rabu, 10 Oktober 2012

CAR FREE DAY DI BALAIKOTA BANDUNG

Bandung memang sudah tak sedingin puluhan tahun yang lalu, tetapi masih lebih dingin daripada sebagian kota besar di Indonesia. Pagi-pagi di hari Minggu, kawasan Car Free Day (CFD) di Bandung Tengah adalah di sekitar Balaikota Bandung di Jalan Wastukancana, di Bandung Utara adalah sekitar Dago Bawah (Cikapayang), dan di Bandung Timur adalah di sekitar Jalan Buah Batu (Kancra). 

Tempat CFD itu memang dipilih yang paling lebar jalannya dan paling rindang pohon-pohonnya. Saya tinggal di daerah Bandung Timur, tetapi karena masa kecil saya dihabiskan di pusat kota Bandung, maka saya selalu kangen untuk CFD di Balaikota, ntah ya rasanya disana ada 'secuil' suasana Eropa he he.......

Lihat saja bangunan balaikota yang dulunya bekas Gemeente itu, kokoh banget dindingnya, belum pohon2 yang berusia puluhan bahkan ada yang lebih dari 100 tahunan. Saya suka dengan pohon Ki Hujan yang terletak di tengah2 Balaikota, canopi pohon seperti payung besar yang cantik. Belum lagi ada pohon pinus yang daunnya beruas-ruas (langka), pohon kenari , pohon karet, dan jenis2 pohon lainnya yang masih eksis hingga sekarang. 

Jika saya ingin bersepeda, saya keliling berkali2 di dalam Balaikota dijamin peluh keluar juga dan relatif aman untuk yang bawa anak kecil. Untuk yang suka bersepeda di jalan utama kota Bandung, tinggal keluar saja dari Balaikota dan bersepeda keliling mulai dari jalan Merdeka-jalan Jawa-jalan Sumatera-jalan Aceh dan ketemu jalan Merdeka lagi. Kalo mau terus ke arah Utara, susuri saja dari jalan Merdeka lurus terus ke jalan Dago. Di dalam Balikota, selain olah raga bersepeda, banyak juga yang jogging, main badminton, main sepak bola, kadang2 ada yang memakai sky runner & roller blades, ada juga yang latihan Paskibra, tempat berkumpul acara jalan santai & sepeda onthel, malah sesekali ada juga yang memainkan mobil remote control.

Pohon Ki Hujan
Gedung Walikota
Gedung sisi Barat
Dilarang menginjak rumput taman  


Di Indonesia memang semakin jarang saja taman publik yang representatif, tapi berjalan2 santai di Balaikota seakan menjadi pemenuhan kebutuhan akan "public park" tersebut. Kadang2 saya hanya duduk santai sambil menikmati matahari pagi, mendengar dari kejauhan suara sirene pintu kereta api, atau kadang2 terdengar suara lantunan ayat suci Al-Quran dari mesjid agung Al-Ukhuwah atau malah suara lonceng dari gereja  Katedral yang letaknya berdekatan dengan Balaikota.






Rabu, 26 September 2012

CARA MUDAH MENGHAPAL KONVERSI SATUAN MATEMATIKA

Paling sebal deh kalo lupa mengkonversi satuan dalam pelajaran matematika. Tapi sejak seseorang memberitahu saya tentang  'jembatan keledai'  konversi satuan....gak lupa lagi tuhhh!!!
kuncinya berbunyi :

"KUCING - HITAM - DALAM - MOBIL - DESI - CENTIL - MONDAR MANDIR"    alias/a.k.a
"      km------hm------dam------m------dm--------cm--------mm      "

Kucing-Hitam-Dalam-Mobil-Desi-Centil-Mondar Mandir

Note : loncat naik artinya baca terbalik dari kanan ke kiri loncat turun artinya baca biasa dari kiri ke kanan

1. Satuan Panjang : loncat naik/turun 10
Naik satu (misal hitam - kucing) coret angka 0 satu = 10 hm adalah 1 km
Turun dua (misal dalam-mobil-desi) tambah angka 0 dua = 1 dam adalah 100 dm


2. Satuan Luas : loncat naik/turun100
Naik satu (misal centil - desi) coret angka 0 dua = 100 cm2 adalah 1 dm2
Turun dua (misal desi-centil-mondar mandir) tambah angka 0 empat = 1 dm2 adalah 10.000 mm2


3. Satuan Volume  : loncat naik/turun 1000
Naik satu (misal mobil - dalam) coret angka 0 tiga = 100 m3 adalah 0,1 dam3
Turun dua (misal kucing - hitam - dalam ) tambah angka 0 enam = 1 km3 adalah 1.000.000 dam3
Note : karena volume biasanya juga dihitung dalam satuan liter (l) maka patokannya :
1 dm3 = 1liter  dan  1 mm3 = 1ml = 1cc (sesuaikan saja satuannya dalam liter)

Sejauh ini saya baik2 aja dengan pelajaran matematika ini, jika ada yang lebih ekspert dalam ilmu ini silahkan menambahkan atau mengkoreksi, monggooooo.......


Selasa, 25 September 2012

BACKPACKER KE CANDI PRAMBANAN & KERATON JOGJA

Mencoba wisata hanya dengan sebuah tas ransel bak kaum backpecker ternyata praktis juga. Biasanya saya suka riweuh dengan urusan packing pakaian, nginep di luar kota semalam saja harus membawa koper kayak TKW mudik dari arab. Pakaian digulung bawa seperlunya, make up basic saja, toileteirs cuma sikat gigi & odol kecil....just go!....

Pesan tiket Lion Air via ATM, check in di Bandara Husein, boarding dan 1 jam kemudian sudah sampai di kota Yogyakarta. Saya dapat penginapan di daerah Ambarukkmo dekat Plaza Ambarrukmo jalan Adi Sucipto. Sampai di penginapan, makan siang lalu saya surfing internet daerah wisata apa yang paling dekat dengan penginapan saya itu. Ternyata pilihan jatuh kepada candi Prambanan yang jauhnya 17 km dari pusat kota. Saya berjalan ke shelter Trans Jogja di depan Hotel Royal Ambarrukmo, membayar kartu masuk Rp 3000, kemudian menunggu bus datang.

Setengah jam saya menunggu, kemudian bus 1B datang dan saya naik sampai shelter pergantian ke bus 1A tujuan Prambanan. Lumayan jauh juga, apalagi saya berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, agak pegel juga kaki. Sempet lewat ke Candi kalasan, saya kaget tiba2 ada bangunan batu berwarna hitam yang menyembul dari balik bangunan di sisi jalan. Sampai di shelter Prambanan, saya turun dan ditawarin becak, naiklah saya dengan membayar Rp 15.000.

Di loket masuk, ternyata banyak loket masuk ke candi2 lainnya, jadi baca baik2 yang mana yang masuk ke kompleks candi Prambanan. Saya membayar Rp 30.000, berjalan melewati taman yang luas dan hari itu panas sekali sampai nyut2an kepala, untung ada ibu2 penyewa payung Rp 5000 saja. Sebelum melewati pos masuk, saya dipakaikan kain batik di bagian perut sebagai syarat kunjungan. Begitu melihat candi Prambanan, saya terpukau dengan bangunan batu yang megah menjulang...hmmm nenek moyangku ternyata keren juga bisa membuat bangunan semegah ini.

Pelataran candi Prambanan yang luas
Relief candi Prambanan
Bagian candi yang runtuh
Candi Prambanan dari arah pintu keluar
Candi Prambanan setinggi 47 m



Candi Prambanan atau disebut juga candi Roro Jonggrang adalah candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke 10 masehi. Saya melonggok ke bagian dalam, ternyata terdapat ruangan kosong yang gelap. Bangunan candi yang paling besar dipagari pagar besi, jadi pengunjung tidak dapat naik ke dalamnya.

Setelah puas berkeliling, sayapun menuju pintu keluar yang ala mak jauh juga. Melewati Taman Rusa dan Burung Kasuari, kemudian menembus pasar barang kerajinan dan oleh-oleh dan barulah saya menemukan si mas becak yang saya 'sandera' untuk mengantar balik saya ke shelter bus. Rute bus ke arah ambarrukmo tidak usah berganti bus, hanya menumpang bus 1A saja. Sore harinya, saya mencoba makan malam lesehan di malioboro, saya memakai bus 1A yang sama dengan arah pulang tadi siang, dan bus ini melewati kawasan malioboro. Ternyata makan lesehan itu mahal juga, harusnya backpacker seperti saya mencoba makan nasi kucing hehehe....

Saya perhatikan barang2 untuk oleh2 di malioboro kok nawarinnya lebih mahal dibandingkan dengan pasar di prambanan, sepertinya kalo tidak pintar menawar dikasih harga turis ya mangut2 saja. Karena kemalaman, saya naik taksi ke penginapan Rp 30.000,  jika memakai bus wuihhh katanya bisa sampai 1,5 jam kemudian karena keliling dulu ke bandara Adi Sucipto. 

Besok harinya, saya ke Keraton Jogja di ujung jalan malioboro. Dari ujung jalan itu, harus melewati sebuah lapangan ( lapangan lor) yang cukup luas baru sampai ke pintu masuk keraton. Berhubung saya cuma sendirian, jadi tidak dikasih guide so saya ikut rombongan bule2 saja.

Gerbang masuk Keraton Jogja
Sebuah bangsal di keraton
Ikut rombongan bule
Pertunjukan musik gamelan


Setelah berkeliling sebentar di keraton, saya lihat ada beberapa pantangan seperti tidak boleh menginjak salah satu jalur berlantai, jadi hanya menginjak pasir, atau ada ruangan tertentu yang tidak boleh dimasuki, ada juga barang tertentu yang tidak boleh difoto walau sudah diberi 'kartu memphoto' berwarna hijau Rp 1000 berbarengan tanda masuk sebesar Rp 5000. Setelah puas berkeliling saya melanjutkan ke Taman Pintar di daerah yang tidak jauh dari keraton. Saya naik becak Rp 10.000 dan sampai di tiket box masuk Rp 15.000. Tapi setelah sampai di dalam dan berjalan terus sampai menemukan pintu keluar wahana, saya merasa tempat ini cocoknya untuk pelajar sekolah bukan backpacker seperti saya.



Sabtu, 25 Agustus 2012

RESTORAN INDONESIA DI JEPANG & MAJALAH "PACIFIC FRIEND"

Suatu hari sekitar tahun 1970-an akhir, siang-siang bolong ketika saya baru selesai bermain lompat tali di tetangga sebelah, saya melihat ada sebuah majalah Jepang tergeletak di atas meja. Bagus sekali majalah itu, belum pernah saya melihat majalah sebagus itu. Sampulnya mengkilat, gambar foto dan sampulnya jelas, ukurannya besar dan enak dipegang, pasti ini pemberian teman bapak saya yang pada saat itu tengah bermukim di Jepang.

Waktu itu saya masih buta huruf, secara masih TK kecil. Dibukalah halaman per halaman....saya tertegun dengan gambar-gambarnya, indah sekaliiii......ih dasar Jepang!! tahun segitu saja udah modern banget teknik percetakannya. Walau tak mengerti judul majalah itu, apalagi isinya, tapi saya waktu itu sangat tertarik dengan artikel tentang sebuah keluarga pemilik Rumah Makan khas Indonesia di Jepang.

Sempat hilang majalah itu, tapi 30 tahun kemudian saya menemukannya lagi di gudang rumah. Saya baca majalah itu dan ternyata text nya berbahasa Inggris bukan bahasa Jepang. Betapa senangnya begitu bisa tahu cerita dari gambar & foto yang dulu hanya bisa memandanginya tanpa tahu artinya.

Ternyata artikel tentang keluarga Indonesia itu berjudul "Part of Indonesia......", mereka mendirikan rumah makan bernama RM "Sederhana" di daerah Meguro tidak jauh dari Tokyo. Adalah Frientje seorang Indonesia asal Padang yang menikah dengan seorang Jepang yang bernama Tomitaro Tanaka. Mereka mempunyai dua orang anak, yang sulung bernama Juliana Tanaka dan yang bungsu bernama Lucia Tanaka. Mereka bukan hanya sekedar berbinis makanan Indonesia, tetapi juga sebagai duta budaya Indonesia di Jepang, buktinya di rumah makan itu banyak sekali dipajang berbagai patung Bali, topi anyaman dan berbagai pernak pernik tentang Indonesia. Menu yang disajikan adalah ayam paniki, rendang, gado2, sate, teh manis, dll.

Keluarga Tanaka di Taman Nasional Meguro

Mr. Tanaka sedang bercerita ttg Bali
Selain tentang keluarga itu, ada juga artikel mengenai olah raga musim dingin di Jepang yang bikin saya terobsesi banget ingin pergi ke Hakuba (Nagano) melihat orang main ski dan ingin mengunjungi Jepang pada saat musim Fuyu (Winter) yang indah.


Atlet ski jumping di Hakuba

Winter di Tsumagojuku
Anak Jepang belajar skate di Shinjuku Skycraper Rink
Winter di Ogimachi

 Ada juga artikel mengenai tempat wisata di Nara dan beberapa kerajinan Jepang yang indah

Tempat wisata di Nara Deer Park

Kerajinan Utamaro

Boneka Daruma

Gadis berbaju kimono

Sampai saat ini kondisi majalah itu masih sangat baik, warna fotonya tidak pudar. Sekitar tahun 1973 majalah ini memulai cetakan pertamanya, tetapi tahun 2003 majalah Pacific Friend resmi berhenti cetak di jepang sana dan kemudian berganti judul menjadi majalah Asia Plus. Untungnya saya sempat mendapat kiriman 10 buah majalah ini edisi tahun 1996-1999 dari Fakultas Sastra Jepang Unpad (arigatooooo....) dengan ukurannya kertas yang lebih kecil dan kualitas foto yang kalah glossy dibandingkan dengan edisi tahun 70-80 an.

Bagaimanapun majalah ini memberikan arti yang dalam tentang jepang. Suatu saat nanti saya akan pergi ke jepang, entah itu ikut tour wisata atau pergi sebagai backpacker......siapa yang ikut dengan saya ke jepang ?????.......


Kamis, 23 Agustus 2012

TEMBANG SUNDA CIANJURAN DARI JAWA BARAT

Sebagai orang sunda asli tatar parahiyangan.....deuhhhhh!!!! so pasti saya sangat senang dan bangga dengan aneka kesenian dari daerah priangan yang salah satunya adalah tembang sunda. Saya mengenal tembang sunda sejak masa balita karena tembang2 tersebut sering menjadi back-sound dari serial dongeng sunda di radio yang sangat terkenal di era tahun 70-an sampai 80-an. 

Diantara para jawara pendongeng itu, ada beberapa yang saya ingat yaitu mang Wahyu & mang Barna (radio Lita), mang Haji Dulacis (radio volvo), ua Kepoh, aki Balangantrang, si Kunang & bu Iting, dll. Dan yang saya salut dari para pendongeng itu adalah kemampuan mereka memerankan berbagai macam suara (suara orang tua, muda, anak2, perempuan, laki2) dari banyak karakter pemeran sebuah cerita padahal itu semua berasal dari  mulut satu orang pendongeng...solo man.

Tembang sunda yang paling enak didengar menurut saya adalah tembang cianjuran dari sinden Euis Komariah. Suaranya paling jelas, tidak terlalu rendah tapi juga tidak terlalu melengking. Para sinden pendahulunya seperti Nyi Mas Saodah, Upit Sarimanah, dll. atau yang seangkatan seperti Tati Saleh, Mamah, dll. memiliki kelebihan dan keunikan suara masing2 tapi memang sinden Euis lah yang paling sering diundang menyanyi di banyak negara di luar negeri. Banyak sekali kaset dari album lagu ibu Euis tapi ada kaset yang saya favoritkan yaitu album klasik "Panyileukan" dan "jemplang Leumpang". Menurut saya, tembang cianjuran menuntut teknik & kualitas vokal yang tinggi dan melibatkan perasaan yang sangat halus. Salah satu link untuk cianjuran silahkan cek di http://www.youtube.com/watch?v=g7aA2r6oTBw&feature=share&list=PLF512DC4BD438F1D9

album tembang cianjuran Euis Komariah "Panjileukan"
Album tersebut diproduksi oleh Jugala Recording yang biasa memproduksi banyak tembang2 sunda selain tembang cianjuran, diantaranya ada juga tembang kacapi suling yang cenderung melow alunan sulingnya menyayat hati seperti lagu "ayun ambing" dan "hariring kuring", tembang degung yaitu ada suara bonang dan goong yang bertempo sedang yaitu lagu "sekar 1" dan "sabilulungan", ada juga tembang jaipongan yang kendangnya menghentak bertalu2 dan bersuasana riang seperti lagu "daun pulus keser bojong" dan berbagai tembang sunda pop terbaru yang mendapat sentuhan alat musik modern dari penyanyi Darso, Bungsu Bandung, Neneng Meida, Oon B, dll.

Kaset-kaset dari para maestro kesenian Jawa Barat itu hanya dijual di tempat2 tertentu saja. Saya membeli beberapa kaset tersebut dari sebuah toko kaset di depan pasar Kosambi Bandung. Tentu saja harganya murah sekali jika dibandingkan dengan kaset dari penyanyi top Ibukota apalagi dibandingkan dengan harga kaset dari penyanyi Internasional.....*prihatin. Saya berharap lagu2 klasik maestro seni sunda tersebut bisa lebih diapresiasi oleh urang sunda sendiri misalnya dengan mereproduksi lagi kaset dalam bentuk CD dan dijual di toko2 terkemuka dengan harga yang lebih wajar, dan please deh jangan beli CD bajakannya, kasian para seniman itu tambah gigit jari dooonnggggg!!!!!




Rabu, 06 Juni 2012

RESTORAN INDIA......ACHA ! ACHA !

Entahlah gak ada angin gak ada hujan pengen juga nyoba kuliner india. Konon di Bandung ada restoran india asli yaitu di jalan Pasteur yang bernama K99 Curry House (info terbaru : rumah makan ini pindah ke jalan dr cipto dekat bundaran dr abdul rivai). 

Begitu masuk restoran ( atau lebih cocok warung kali ya...) sudah tercium wangi dupa, yang mengingatkan pada suasana di Bali. Saya disodori menu.....Hhhmmm...Hhmmm...*berpikir keras.....akhirnya "ini aja mbak yang ada daun pisangnya dan satu lagi ini yang pake piring besi..." untung saya dilayani oleh si mbak WNI bukannya si owner indihe yang sedang asik ngobrol dengan tamu2 india kelingnya (dalam bahasa india tentunya)....acha acha...*geleng-geleng kepala.



Kemudian datanglah pesanan....saya siap2 menahan 'lecutan' rempah nan tajam dari makanan india yang terkenal very spicy itu.....tapi ternyata gak segitunya kaliiii!!! menurut saya nasi briyani nya kalah sengak dengan nasi kebuli arab.....sedangkan ayam tandori dan bermacam tumis2an kare dan mangkuk2 kecil gule2an bisa saya nikmati dengan rasa familiar. Padahal katanya ini restoran asli orang india selatan yang konon rasanya paling mendekati rasa asalnya.

Mengenai minumannya, saya waktu itu pesan teh tarik masala hot yang disajikan dalam gelas kaleng berwarna pink, karuan saja susah memegangnya karena cangkir seng-nya jadi ikut panas. Rasanya seperti teh panas dengan campuran susu encer plus sesuatu bumbu yang rasanya seperti kesat buah pisang muda. Semua makanan itu, yaitu nasi briyani banana leaf plus nasi briyani ayam tandori plus teh tarik masala plus teh tarik iced dihargai Rp 85.000.....cukup worthed lah soalnya kenyang bangetttt!!!! lucunya mereka malah masih menawarkan 'refill' gratis untuk nasi dan kerupuk papadam yang enak itu.....aduh maaf maaf, perut saya udah gak nampol lagi....*sambil geli lihat si owner india menenteng2 magic jar untuk refill nasi.

Yang saya suka dari makanan india ini adalah rasa perut setelahnya. Walau saya penggemar berat masakan korea dan masakan jepang dan sudah sering kali mengkonsumsinya, tapi jujur saja kadang2 ada semacam "jet lag" di perut yang menandakan kebingunan enzim di lambung. Tapi kali ini aneh, masakan india yang tidak terlalu menjadi idola saya, tapi kok rasanya nyaman sekali di perut, bahkan kembung saya hilang. Entahlah mungkin si rempah2 itu emang berkhasiat.







Sabtu, 19 Mei 2012

MENGENAL AREA BANDUNG

1. BANDUNG TENGAH
  • Terletak Balaikota Bandung, Alun-alun Bandung dan lapangan Tegalega
  • Tempat Car Free Day di sekitar Jalan Dago bawah hingga Jalan Merdeka
  • Banyak cafe tempat hangout sekitar Jalan Progo & Riau
  • Banyak toko factory outlet (F.O) di sekitar Jalan Riau
  • Tempat Perguruan Tinggi : UNPAD (S2), ITB, UNISBA, UNPAS, UNIKOM, STBA Yapari, UNLA, Taruna Bakti, dll.
  • CBD-nya Bandung di sepanjang Jalan Asia Afrika
  • Tol gate terdekat : Tol Pasteur
  • Stasiun Kereta Api utama di Jalan Kebon Kawung
  • Tempat suttle bus Bdg-Jkt di sekitar Jalan Dipatiukur dan Cihampelas
  • Bandara Udara Husen Sastranegara 
  • Mall : BIP, IP, BSM, BRAGA, Pasar Baru, BEC, BTC, ITC, IBCC, BeMall, dll.
  • Terminal angkot : Kebon Kalapa, Stasiun Hall, Ciroyom, Cicadas, Leuwi Panjang
  • Banyak bangunan ex Belanda
2. BANDUNG UTARA
  • Daerah paling sejuk di Bandung dan banyak hujan
  • Banyak cafe keren di ketinggian Bukit Dago atas
  • Banyak ekspatriat tinggal di kawasan ini
  • Tempat Perguruan Tinggi : UPI, ENHAII, TELKOM, POLBAN, UNPAR, Maranatha, Akripa, dll.
  • Mall : PVJ, CIWALK
  • Tol  gate terdekat :  Tol Pasteur
  • Terminal angkot : Ledeng, Dago, Sarijadi / Gegerkalong, Ciumbuleuit.
  • Jalan utama menuju kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu, Lembang, Ciater, Subang, dll.
  • Sumber air untuk sungai Cikapundung yang membelah kota Bandung
  • Banyak rumah ex Belanda
3. BANDUNG BARAT
  • Daerah paling dekat ke Cimahi dan Padalarang
  • Daerah sentra penghasil kerajinan sepatu, boneka, tas dan kain sekitar Kopo dan Cigondewah
  • Pasar sayuran terbesar yaitu Pasar Caringin 
  • Terminal angkot : Caringin, Elang, Kopo, Cijerah, Cibaduyut
  • Tol gate terdekat : Tol Pasirkoja
  • Banyak perumahan : Elang, Taman Kopo, Kopo Sayati, Holis, Pharmindo, Gempol, Situ Aksan, Cibolerang, Cigondewah, Melong Asih, Cibaduyut, Cijerah, Cibeureum, dll.
  • Mall : Gudang rabat Alfa, Miko Mall, Lotte Citylink
  • Jalan utama menuju wisata Ciwidey via Kopo-Soreang
  • Lanud TNI-AU Sulaiman di daerah  Kopo Margahayu
4. BANDUNG SELATAN
  • Bekas Ibukota Bandung jaman dulu yaitu Dayeuhkolot
  • Masih banyak terdapat angkutan delman dan Elf ke arah Banjaran
  • Tol gate terdekat : Tol Dayeuhkolot
  • Jalan utama ke daerah wisata Pangalengan via Mohammad Toha-Dayeuhkolot
  • Muara sungai Citarum
  • Perumahan : Batununggal, Parakan asri, Karasak, Derwati, Ciwastra, Margacinta, Sumbersari, dll. 
5. BANDUNG TIMUR
  • Merupakan daerah perumahan terbanyak seperti : Margahayu-Raya, Riung-Bandung, Metro, Arcamanik, Antapani, Pratista, Ujung Berung, Padasuka, Cicaheum, Cikadut, Cilengkrang, Cipadung, Sekejati, Cidurian, Adipura, Cisaranten, Aria Graha, Palem, Pinus, Kawaluyaan, Guruminda, Parakan Saat, dll.
  • Pasar sayur terbesar yaitu pasar Gede Bage bersebelahan dengan pasar baju bekas terbesar yaitu Cimol Gede Bage.
  • Terminal Peti Kemas Gede Bage
  • Mall : MTC, Metro, Lucky Plaza, BTM
  • Terminal angkot : Cicaheum, Gede Bage, Cibiru
  • Daerah bekas areal persawahan yang agak jarang turun hujan
  • Tol gate terdekat : Tol Buah Batu & Cibiru
  • Perguruan Tinggi : UNINUS, STSI, UIN Gunung Jati, STISI Telkom, Widyatama, Universitas Al-Ghifari, dll.
  • Jalan utama menuju UNPAD Jatinangor, STPDN, Ikopin, Unwim, Sumedang, Garut, Jateng, dll.

SATE & SOTO ENAK DI BANDUNG TIMUR

1. Sate Halimpu 

Ada sebuah warung sate sekitar jalan Soekarno Hatta, tepatnya di dekat PINDAD dan Cidurian (seberang mebel Mer) sebelum Metro Indah Mall (MTC) kalo dari arah ke Cibiru.
Nama warung sate itu adalah Sate Halimpu. Di plangnya yang berwarna hijau tua yang genjreng itu, ditulis sate halimpu yang merdu rasanya. Waahhh ada-ada aja, lidah ketuker sama telinga dong. Halimpu dalam basa sunda berarti "suara yang merdu".

Waktu itu saya memesan 10 tusuk sate kambing dan 10 tusuk sate ayam. Kambing yang digunakan adalah daging anak kambing yang bisa kita lihat tergantung di roda depan warung. Setelah menunggu sekitar 15 menit, datanglah pesananku.....dan begitu digigit, wuihhhh!!!! empuk sekali.....kedua jenis sate ini rasanya segar, juicy, tapi tidak terlalu banyak bumbu sehingga rasa dagingnya jadi jelas. 

Saya rekomended banget deh sate ini buat yang suka sate tapi males ngunyah kesana kemari dan gak suka berhubungan tusuk gigi. Soal harga, memang lebih mahal dari sate pinggir jalan yang lain, tapi secara kualitas memang oke banget.

2.  Soto Sadang

Warung Soto ini letaknya tidak jauh dari sate halimpu, tinggal lurus saja sampai kita menemukan warung ini tepat di seberang Lotte Mart Soekarno Hatta. Sekilas seperti rumah biasa di pinggir jalan, berwarna cream kuning dan di jendela depannya dipasang tirai lampit dari kayu dengan tulisan cat merah. Saya pernah mencicipi soto di daerah Sadangnya sendiri yaitu sekitar Purwakarta, tapi menurut saya rasa soto di warung ini lebih leker.


Di warung ini kita bisa memilih jenis kuah bening atau kuah santan. Sedangkan dagingnya tersedia pilihan daging sapi, ayam, atau kikil. Yang saya suka dari soto ini adalah kesegaran santannya, bumbunya yang pas, dan rasanya benar-benar segar gurih apalagi kalo ditambah acar timun bawang yang selalu ada di atas meja. Disamping itu, saya juga suka dengan minuman teh panas gratis yang harumnya seperti teh kampung.


Minggu, 06 Mei 2012

RUMAH MAKAN SUNDA BU IMAS DI BANDUNG

Orang Bandung mah kalo makan di Bu Imas gak ada yang 'ancin' (males makan) pastilah jadi 'rewog' kayak jawara lebay pake bedog..........beberapa teman saya dari Jakarta seringnya cuma 'main' di Ampera, so saya ajak mereka ke rumah makan ini dan mereka suka sekali. Sebelumnya saya suka meng'ospek' mereka dulu dengan tantangan sambel Bu Imas yang 'manis' itu sambil menunggu reaksi dengan hitung mundur.....7,6,5,4,3,2...1 detik....Buseetttt!!!!

Bu Imas mangkal di perempatan Kebon Kalapa, sebrangan dengan Ampera Kebon Kalapa. Masing-masing punya makanan andalan dan pelanggan masing2 jadi gak bentrok gitu. Yang saya suka Bu Imas adalah ayam bakarnya yang selalu segar, baru dibakar, yang harum asapnya kemana2. Setiap antri makan, pasti sudah 90% penuh, dan saya nyelip diantara bangku panjang yang di depannya sudah terhidang berkotak2 makanan berbagai macam yang variasinya lebih banyak daripada variasi makanan yang ada di Ampera. Jadi sambil makan kita tinggal ambil2 sendiri aja lauk pauk sesuka kita dan kalau sudah beres makannya baru kita minta hitung ke si akang2nya dan bayar. Di Ampera terjadi kebalikannya, ambil2 dulu di meja parasmanan lalu ke kasir, bayar, dan kemudian baru makan.

Menurut pengalaman, setiap saya habis makan di Bu Imas lalu berdiri mau pulang, gak sampai semenit tuh bangku dah diduduki pantat orang lagi. Dan menu ayam bakarnya sekotak besar selalu habis dan minta ditambah lagi. Cuma dulu ayamnya besar2 tapi terakhir kemarin saya kesana kok jadi agak mengecil ukurannya hihihi.....meskipun antri tapi antrinya gak akan lama kok, soalnya orang yang datang ke sana memang cuma pengen makan doang, gak enak kalo dipake hangout ngalor ngidul mah....soalnya tempatnya hiruk pikuk dan sempit sih.

Masalah yang paling utama kalo makan di Bu Imas adalah masalah parkir, terutama mobil. Sekarang ada juga Bu Imas II di daerah situ2 juga, cari aja sepanjang jalan Balong Gede, parkirnya lumayan, ruangan dan bangunannya lebih representatif tapi soal rasa kok beda ya, padahal sama-sama Bu Imas. 

Dulu sebelum jadi pelanggan Bu Imas, saya suka juga makan di AA Laksana, enak juga tapi harganya agak mahal. Sejak terjadi masalah dg keluarga ownernya, namanya jadi berubah karena dipisah menjadi 2 perusahaan, kalo gak salah yang satu tetap AA Laksana dan yang baru menjadi RM Laksana. Ada juga rumah makan sunda lainnya yang terkenal seperti Ponyo tapi letaknya di pinggir kota yaitu di Cinunuk (daerah Cibiru) tapi sekarang bukan asli makanan sunda doang, ada juga makanan eropa dan berbagai kue.

Saya juga masih sering ke Ampera karena cabangnya ada di mana2, hadap-hadapan lagi jadi mudah kalo pengen makan di situ.....biasanya kalo saya malas masak di rumah, udah minta Ampera dibungkus aja. Tapi saya paling anti kalo di hangatkan dulu, karena beberapa kali ada insiden makanan ketuker atau ada item yang kurang. Mungkin karena banyak keluhan, setiap saya minta bungkus ke rumah, si teteh penjaganya selalu bilang untuk di cek lagi. Maklumlah Ampera kan bukanya sampai malem banget dan selalu rame jadi para pegawainya seperti agak kewalahan. Jadi kalau ke Bandung pengen makan masakan sunda, silahkan coba saja semua rumah makan itu, dan bandingkan sendiri mana yang paling oke......wilujeng tuang!






Kamis, 03 Mei 2012

CARA MUDAH BELAJAR SEJARAH

Ini buku sejarah yang keren banget!!!........ entah ya dulu kalau disuruh ngapalin sejarah malesnya minta ampun sampai saya lebih tertarik mengambil jurusan IPA waktu SMA. Tapi kalo dulu diajarin sejarahnya pake buku ini kayaknya lain cerita deh.

Buku ini istimewa banget, ditulis oleh Mr. Muhammad Yamin, salah satu pahlawan di era kemerdekaan Indonesia, dimana buku ini ditujukan sebagai alat bantu pengajaran sejarah di sekolah menengah. Terbit tanggal 17 Agustus 1956 oleh Penerbit Djambatan yang berhasil mengumpulkan foto-foto dari seluruh dunia dalam waktu yang singkat (kebayang waktu itu belum ada internet atau google) yang semuanya berjumlah 563 buah foto hitam putih.  Berikut adalah beberapa halaman dari buku itu :





















Buku ini terdiri dari 2 Bab. bagian pertama menceritakan tentang sejarah di tanah air yaitu zaman prasejarah, proto-sejarah, kerajaan di nusantara, babakan internasional dan proklamasi. Bagian 2 adalah sejarah dunia yang diurutkan menurut tarich, dimulai dari sejarah di asia tenggara sampai sejarah di belahan dunia lainnya. 

Setiap foto dalam buku ini diberi nomor dan nomor ini disesuaikan dengan catatan singkat keterangan tentang foto tersebut. Gaya bahasa dari Muhammad Yamin ini menurut saya unik, dengan ejaan lama tapi indah, singkat, padat dan gampang diingat. Contoh di halaman 42 foto no.135 tentang naskah kuno mesir ditulis...........

Selembar tulisan dari buku Sastera Maut dari tanah Mesir-lama. Djantung manusia sedang ditimbang oleh Anubis, dewa-serigala. Seekor burung melukiskan semangat mengawasi pekerdjaan menimbang. Dikiri : Dewa Kebenaran dan disebelah kanan : Dewa Maut.


Ada lagi contoh penjelasan tentang peninggalan di Babilonia dan Sumeria :



Sebelah kiri : Patung radja Gudea dari daerah Lagasj ; dialah jang mendjadikan kotanja djadi kota jang paling berarti di-Sumer, kk. pada tahun 2400 seb. Masehi. Perhatikanlah tulisan paku.

Sebelah kanan : Radja hammurabi dari daerah Babilonia (kk. 2000 seb.Masehi) menghadap dewa matahari, lukisan ini ditemui pada puntjak suatu tugu, penuh dengan tulisan berisi Piagam Undang-undang Hammurabi.

Salah satu foto dari sejarah peninggalan negeri Jepang :


Joritomo Minamoto panglima dan Sjogun (1192-1199) jang mendirikan Kamakura