Sabtu, 25 Februari 2012

PEMBALUT WANITA DARI KAIN (WOMEN'S PAD)

Saya tergelitik untuk membahas topik ini karena saya sendiri sebagai wanita mempunyai pertanyaan besar tentang pembalut sekali pakai yang di dunia per-toileteirs-an merupakan barang 'kesayangan' nomer dua setelah tissue yang harus dibeli tiap bulan.

Ceritanya dulu saya pernah mendapatkan beberapa dus besar sample pembalut wanita merk X. Waktu itu saya membagikannya kepada seluruh kenalan, tetapi saya sisakan sebagian untuk dipakai sendiri. Lama saya memakai produk tersebut, dan saya merasa biasa2 saja, tidak ada keluhan. Kemudian hampir setahun setelah itu saya tidak sengaja menemukan sebuah dus pembalut lagi tersisa di gudang. Saya lihat tulisan cetak tanggal kadaluarsa di dusnya, memang sudah 2 atau 3 bulan dari tanggal kadaluarsa tersebut, ah ...tapi saya pikir sayang sekali kalau tidak dipakai, toh ini bukan makanan yang bisa basi.

Saya lupa berapa bulan saya menghabiskan satu dus pembalut itu, yang jelas saya seenaknya saja ganti pembalut sebanyak2nya ketika sedang mens. Akhirnya habislah pembalut kadaluarsa itu. Suatu hari saya sedang menonton TV, punggung terasa pegal karena duduk terus, akhirnya saya ubah posisi badan saya terkelungkup, eh....kok rasanya ada yang aneh di perut, kayak ada bola yang mengganjel. Rasanya ngilu sekali tapi tidak terasa sakit. Sejak itu saya tidak berani posisi telungkup, dan perut saya agak besar, sering pipis, dan suka merasa kembung terus.

Karena itu, saya memutuskan untuk periksa ke dokter ginekolog. Ketika saya di USG, layar terlihat hitam semuanya....ternyata ada kista yang sangat besar, untunglah kistanya jinak tapi waktu itu dokter menyarankan tetap harus dioperasi karena terlalu besar. Akhirnya saya dioperasi.....diangkatlah 1 buah kista ukuran kepala bayi dan 4 kista ukuran sebesar bola golf dan disisakan 2 kista lagi di perut seukuran kelereng yang tidak diangkat karena masalah daya tahan tubuh saya.

Sejak itu, saya selalu bertanya2 mengapa saya terkena kista itu?....menurut dokter sih karena masalah ketidakseimbangan hormon. Tapi menurut saya bukan itu saja. Saya mencurigai ada juga akibat dari pemakaian pembalut yang kadaluarsa itu.  karena  rasanya semua keluhan2 awal itu bermula dari pemakaian pembalut dari gudang itu. Setelah operasi, saya mencoba untuk memakai pembalut yang harganya paling mahal, paling terkenal merknya dengan harapan kualitasnya lebih bisa dipertanggung jawabkan. Tapi kadang2 jika mens agak lama 2 atau 3 hari, rasanya panas, tidak nyaman, keputihan dan lecet.

Akhirnya saya diberitahu untuk mencoba memakai pembalut dari kain. Dari kain?...harus dicuci dong?.... kayak jaman dulu. Pertama saya mens sewaktu kelas 5 SD belum banyak  orang yang memakai pembalut sekali pakai, sehingga waktu itu saya juga sempat memakai kain popok bayi. Memang repot sekali, setiap merasa 'penuh' harus cepat dicuci saat itu juga biar darah tidak menempel di kain.

Untunglah pembalut kain jaman sekarang bentuknya tidak 'seseram' pembalut jaman dulu. Selain ada wings-nya, juga permukaannya halus empuk seperti handuk bayi jadi nyaman dipakainya. Tapi kelemahannya tetaplah sama yaitu harus saat itu juga dicuci. 





Walaupun dari segi kepraktisan sangat jauh dengan pembalut sekali pakai, saya nekad memilih pembalut kain karena saya ingin lebih sehat dan ingin bisa lebih baik menjaga 'harta' wanita ini dan juga lebih bersahabat dengan alam.

Pertama kali pemakaian, pembalut kain tidak dapat langsung dipakai tapi harus paling sedikit 3 kali cuci, jemur, kering. Hal ini dilakukan untuk membuang debu dan kotoran selama proses produksi kain dan untuk meningkatkan daya serap kain, semakin sering dicuci semakin besar daya serapnya. Cara mencucinya tidak boleh memakai detergen, tapi memakai sabun 'lunak' seperti sabun cuci piring atau sabun  mandi, dan juga penting untuk tidak memberikan pelembut dan pengharum pakaian pada pembalut kain ketika pembilasan akhir, supaya tidak meninggalkan residu.

Ribet ya?....memang!!! tapi demi kesehatan yang lebih baik kenapa tidak. Pembalut kain memang tidak terlalu murah, range harga pembalut yang saya beli sekitar Rp 18.000 (pantyliner) Rp 29.000 (day use) dan Rp 36.000 (night use) buatan dalam negeri. Tentu ada juga buatan luar, tapi pasti harganya lebih mahal lagi. Kelebihannya pembalut kain bisa dipakai sampai 3 tahun tanpa harus membeli pembalut setiap bulan, jadi jatuhnya bisa lebih murah.

Memang ketika pertama mencuci pembalut kain agak geli juga, kebayang kan?....blood so red gitu.....tapi bayangkan juga jika darah kita sendiri yang tertinggal di pembalut sekali pakai, terus masuk tempat sampah, dibawa ke TPA trus 'sampah kita' itu dikais-kais binatang atau  terpegang si emang sampah...#^&*^%$#%^^!!!!! belum lagi polusi plastik dan dioxin yang kita sumbangkan ke alam ini....olala cuaca udah ngaco gini, tanda2 alam udah terlalu berat menahan beban.









5 komentar:

  1. beli dimana pembalutnya mbk??

    BalasHapus
  2. saya jual mbak say, add my pin 5872ba71. mksih

    BalasHapus
  3. halo mbak.. yang mau nyoba menspad atau pembalut kain bisa hubungi saya di bbm. 25a160bd ..
    silahkan jalan2 ke blog saya ya.. chyfoura.wordpress.com

    BalasHapus