Setelah semalam pertama kali merasakan hembusan brutal angin dingin ketika keluar dari Bandara Haneda dan terbangun tengah malam dengan punggung kram karena suhu drop, akhirnya pagi hari sekitar pukul 06:00, saya membuka mata dan melihat ke sekeliling kamar. Rasanya senang, bangga, bersyukur campur jadi satu tapi oalaahhh.... ini kepala serasa hampa kleyeng kleyeng.
Saya membuka jendela kamar dan pemandangan terpampang di depan mata :
tetangga sebelah |
makanan jepang dari sevel |
Cuaca hari itu masih hujan dan berangin, tergopoh-gopoh berpayung menuju kios seven eleven beberapa blok dari tempat saya menginap. Ada beberapa orang jepang yang saya temui di jalan, rata2 mereka sudah tua dan mayoritas mereka ramah, paling tidak mengangguk sopan atau menyapa ohayo gozaimasu.....
Saya sudah deg deg-an, karena dari Indonesia saya hanya membawa uang lembaran pecahan jepang terbesar yaitu 10.000 yen (kurang lebih Rp 1.000.000) karena yen pecahan 1000-an habis. Saya membeli aneka makanan, minuman, sabun cair dan bedak padat seharga kurang lebih 1250 yen dan sang kasir memberi kembalian tanpa banyak cingcong....ternyata di jepang pembeli adalah raja sehingga pecahan berapapun, belanja banyak atau sedikit, tetap pedagang wajib menyediakan kembalian (tanpa permen tentunya)....olala!!! pantas dicontoh tuh buat pedagang di Indonesia.
Setelah perut kenyang, saya kemudian menuju daerah Kamakura. Di sepanjang jalan tak henti2nya saya berdecak kagum setiap melihat pohon sakura yang sedang berbunga dari balik jendela bus yang buram berembun. Rasanya seperti mimpi, karena saya singgah ke tempat dimana dulu saya hanya bisa memandangnya dari majalah Pacific Friend, ternyata sekarang saya tepat berada di depan patung Daibutsu Budha yang besar sekali ukurannya.
patung daibutsu raksasa |
Ternyata patung itu berongga di dalamnya, ada semacam pintu yang menuju bawah tanah untuk masuk ke rongga badan patung itu dan kita harus membeli karcis masuk. Setelah puas berkeliling di Daibutsu, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Engakuji Temple yang benar2 tenang dan sepi, ke kuil Hasedera yang taman-nya indah, dan kemudian terakhir mengunjungi Hachimangu Temple.
jembatan di hachimangu temple |
Pulang ke penginapan sekitar pukul 21:00 dan memaksakan diri untuk tetap mandi, untungnya shower air hangat telah menanti sehingga segala pegal dan lelah lenyap dan begitu merebahkan badan di atas kasur, saya langsung terbang ke alam mimpi tanpa sedikitpun terganggu oleh cerita hantu jepang yang dihembuskan saudaraku sejak di Indonesia....oyasumi nasai Zzzzz........(to be continued)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar